Minggu, 03 Februari 2013

Presepsi


Pada dasarnya segala sesuatu itu mungkin untuk terjadi, tetapi yang membuat berbeda adalah presepsi kita kepada hal tersebut. “presepsi” seseorang bisa disebut juga batasan berfikir orang tersebut, dalam kata lain ia akan berpendapat , mencerna pikiranya , lalu menyimulkan hal tersebut hanya sebatas itu, sebatas presepsi dia berhenti. Hal ini juga didukung dengan pola pikir kita yang seakan-akan membatasi sifat alami kita yang berfikir seluas-luasnya. Hal ini tentunya menjadi suatu pertanyaan buat kita tentang bagaimana seharusnya berfikir? Berprasangka? Atau memutuskan ?
Bagaimana caranya adalah suatu hal yang relative (menurut saya) mengingat gaya befikir manusia yang berbada-beda. Buakanlah suatu keharusan bagi kita untuk memilih jalan yang telah “sukses” dilalui oleh pendahulu kita karena nasib kita belum tentu sama. Mungkin tujuanya baik, maksud saya jika kita tidak mencoba kita tidak akan tau dan bahkan kalo gagal pun anggap saja sebagai suatu keberhasilan yang tertunda.
Pembahasan  tentang suatu pola piker tidak akan berhenti semata-mata saat menemui tanda titik. Menurut saya suatu pikiran sifatnya progresif dan berkembang, entah arahnya mau kemana. Tetapi suatu opini yang kita buat tentunya juga merupakan hasil pemrosesan yang otak kita buat, dalam ruang lingkup pengetahuan yang dibatasi oleh bahasa yang kita kuasai. Mengapa begitu ? ada pribahasa “bahasamu adalah batas duniamu” suatu pribahasa yang singkat tetapi bermakna banyak. Di dalam dunia ini terdapat banyak ras yaa sebut saja dibagi menjadi 3 ras besar yaitu mongoloid, kaukasoid, dan negroid. Dari 3 ras tersebut tentunya dibagi menjadi sub-sub ras lagi, dibatasi dengan batas geografis dan budaya sehingga membentuk suatu bahasa yang beraneka ragam.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi degan kata lain untuk menyampaikan informasi. Ya walaupun sekarang segala sesuatu sudah menjadi global dan semua sudah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, tetapi tetap saja suatu bahasa yang kita kuasai mempengaruhi pola berfikir kita tentunya diluar ego yang kita miliki.
Kemungkinan adalah hal yang nisbi, presepsi adalah suatu hal yang membatasi, tetapi apa yang membuat kita terus berjuang ditengah semua keteratasan ini ? yaa bisa dibilang mungkin ambisi, optimism, inspirasi dan hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya kita hidup bukan untuk mencari arti didalamnya, tetapi untuk memaknainya dengan apa yang telah kita lalui dan apa yang akan kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar