Minggu, 13 Oktober 2013

Diksi

     Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :


  • Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
  • Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
  • Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  • Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.


Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :

1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.

2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.

3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.

4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.

5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.

6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.

7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.

8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna Denotasi

Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.
Contoh :

Adik makan nasi.

Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

Makna Konotasi
      Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.

Contoh:

Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.

Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji

Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif  merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.


Sumber :

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ragam Bahasa

       Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/ medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial).


Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia

1.    Variasi Bahasa dari Segi Penutur

       a.    Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan.

       b.    Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang                 berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.

       c.     Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh                               sekelompok sosial pada masa tertentu.

       d.    Variasi bahasa sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas                  para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti                   usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan                   lain sebagainya.

Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu variasi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia.
Variasi bahasa berdasarkan pendidikan, yaitu variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa.
Variasi bahasa berdasarkan jenis kelamin adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis kelamin dalam hal ini pria atau wanita.
Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan tingkat dan kedudukan penutur (kebangsawanan atau raja-raja) dalam masyarakatnya.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur.

1)   Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi dari variasi sosial lainya;

2)  Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan dipandang rendah;

3)  Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai bahasa yang kurang terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan;

4)  Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia;

5)  Kolokial adalah variasi bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang cenderung menyingkat kata karena bukan merupakan bahasa tulis;

6)   Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok sosial tertentu;

7)   Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh profesi  dan bersifat rahasia;

8)   Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek penuh dengan kepura-puraan.

2.       Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian

     Variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek atau register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa.
Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata.

3.       Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

     Gaya atau ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan pada situasi-situasi hikmat.
Gaya atau ragam resmi adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat, dan lain sebagainya.
Gaya atau ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi.
Gaya bahasa ragam santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi.
Gaya atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab.
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya, telepon, telegraf, radio yang menunjukan adanya perbedaan dari variasi bahasa yang digunakan.

4.       Variasi Bahasa dari Segi Sarana

     Ragam bahasa ini lazim dibagi atas ragam lisan dan ragam tulisan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perbedaan ragam lisan dan tulisan, antara lain:

Berhubungan dengan suasana peristiwanya. Kalimat dalam ragam tulisan harus lebih cermat, fungsi-fungsi gramatikal harus nyata.
Berkaitan dengan beberapa upaya yang digunakan dalam ujaran, misalnya tinggi rendah dan panjang pendeknya suara serta irama kalimat yang sulit dilambangkan denngan ejaan dan tata tulis yang kita miliki.



sumber : *http://tarirl.wordpress.com/2013/05/15/ragam-bahasa/